Translate

Jumat, 07 November 2014

Gejala Yamaha F1ZR Bergetar Hingga Overheat

Salam jumpa buat para pencinta pis-er semua, pada ulasan kali ini sembari mengisi waktu luang maka dari itu saya sempatkan menulis artikel terkait getaran di motor Yamaha F1ZR. Mungkin judul artikel kali ini lebih terfokus pada getaran motor yamaha F1ZR semata, tapi tidak menutup kemungkinan juga berhubungan dengan motor sekelas 2 tak lainnya. 
Mungkin kita sering mendengar atau mengalami sendiri jika motor yang kita sayangi mesinnya bergetar hebat saat berada diputaran atas. Sebenarnya banyak faktor dari getaran ini maklum biasanya motor sekelas Yamaha F1ZR ataupun si kakak yang lebih tua seperti Yamaha Force 1 ataupun Yamaha Alfa sudah uzur alias termakan umur, jadi mungkin adalah suatu hal yang wajar jika sudah saatnya musti ada perbaikan disana sini maklum umur tunggangan kadang sudah hampir menemani separuh umur si empunya hehe.
Sesuai dengan judul yang saya tulis diatas mengapa motor pis-er kita bergetar hingga overheat atau piston macet jadi tanpa berlama-lama kita langsung saja mengulas tiga faktor yang pemicu bergetarnya motor tersebut, dari artikel ini berdasarkan analisa pribadi dan pengalaman saya berkecimpung di dunia pis-er yaitu 
A. Kruk As/Crankshaft 
B. Rumah Kampas Kopling
C. Magnit 
A. Kruk As/Crankshaft. Dari tiga faktor yang ditulis diatas saya memasukkan Kruk As diurutan pertama karena menurut saya pemicu yang terbesar dari bergetarnya mesin adalah pada bagian ini selain karena faktor umur kendaraan, perawatan atau perlakuan si pengendara itu sendiri dan mungkin ada faktor pemicu lain tabrakan dsb. 
Hal yang paling lazim membuat kruk as oblak yaitu 
*. Bearing kruk as yang kocak dan musti diganti baru, ongkos satu pasang bearing kruk as F1ZR biasa tak lebih dari Rp.100 ribu, merk pun terserah mau yang finlandia, france versi standart atau racing monggo saja. kalau saya sih pake yang standart SKF Enduro
*. Stang piston sudah tua atau asu upppsss maksudnya sudah aus hehe. Nah kalau di sektor ini biasa kita musti meronggoh kocek lebih dalam :D
*. Kruk As/Crankshaft itu sendiri, yang putaranya tidak seimbang atau tidak balance, untuk yang satu ini mungkin kita bisa sedikit bernafas lega soalnya biaya stel kruk as di bengkel tidak terlalu mahal di daerahku samarinda biasa bengkel mematok harga Rp.40 ribu rupiah.

 
Dari penjelasan diatas bukan tidak mungkin putaran kruk as menjadi oblak atau tidak center, bisa saja getaran masih terasa kecil jika pada putaran mesin (rpm) rendah, tapi jika diputaran atas maka getaran akan terasa besar dan jika dipaksa terus-menerus akibatnya bisa fatal, hingga menyebabkan panas berlebih dan piston macet atau overheat.
Sebagian orang berfikir ada yg tidak benar dengan cooler system (kipas mesin) atau mungkin motor kekurangan konsumsi oli samping, tapi saat mereka menambahkan konsumsi oli samping hal serupa selalu terulang alias piston macet . Perlu difahami bahwa mengurangi panas dalam block mesin tidak hanya dipengaruhi oleh campuran oli samping udara dan bensin saja, tapi masih banyak faktor lain yaitu gesekan piston itu sendiri dengan blok silinder. Jika di ibaratkan bagaimana mungkin dihindari panas berlebih di blok apabila jalur atau rel pistonnya saja sudah melenceng dari jalur gesekkannya, hal ini di akibatkan kruk as yang oblak, alhasil motor pis-ae kita asapnya ngebul dan saat digeber lama tetap saja tetap saja pistonya macet. .
B. Rumah Kampas Kopling
Untuk yang satu ini bisa dibilang jarang menjadi faktor getaran tapi sebagian pengguna kadang tidak sadar bahwa rumah kampas kopling kadang tidak center, kadang sebagian kita ada yang memodifikasinya  Kadang juga ada yang membubut agar bisa diaplikasi dengan kampas merk motor lain, contoh kecil adalah kampas Suzuki FR baik untuk keperluan harian atau racing dan hal ini sah-sah saja asal yang mengerjakan teknisi  yang berpengalaman. Hal yang paling lazim membuat getaran yaitu pada saat kita mengganti rumah koplingnya. Mungkin karena kendala ongkos kadang kita hanya dengan mengganti rumahannya saja dan itu saya kira adalah hal bijak karena alasan penghematan dan. Saat proses keling/press baja terkadang bengkel tidak center teliti saat proses pengelingan. Untuk cara mengetahuinya kita bisa mengecheck sendiri dengan menginjak kick starter satu atau dua kali saat rumahan dipasang dimotor bisa dilihat sendiri apakah putaranya balance atau tidak.
C. Magnet
Gejala magnet bergetar memang sangat jarang apalagi untuk magnet standar, hal yang memungkinkan magnet bergetar hanya pada magnet yang sudah dimodifikasi atau bubutan untuk magnet pabrikan racing hampir jarang ditemukan yg tidak center. untuk cara mengetahuinya sama dgn proses diatas. 
Dari semua penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa gejala mesin bergetar tidak bisa dianggap remeh karna selain membuat pengendara tidak nyaman sudah tentu juga dapat mempengaruhi parts yg lain contohnya adalah overheat pada piston. Mungkin masih banyak factor penyebab yang lain karena saya yakin masih punya keterbatasan pengalaman dan sudi kirannya teman-teman yang lain mau berbagi/share pengalaman untuk menambah referensi.
 

 

Rangkaian runing text dot matrik 5x7 menggunakan atmega8535

Dot matrix adalah titik titik yang membentuk sebuah matrix dimana titik titik tersebut adalah led, Jadi untuk membentuk sebuah dot matrix 7x5 dibutuhkan 35 buah led. Inilah bentuk fisik dari dot matrix disebut sebelumnya.


Rangkaian di dalam dot matrix 5x7 untuk common anoda dan common catoda adalah sbb:
Untuk menyalakan dot matrix ini dengan cara menyalakan satu per satu pada setiap kolomnya atau lebih keren disebut dengan metode scanning. Supaya karakter yang ditampilkan pada dot matrix dapat terlihat utuh maka proses scanning ini harus berlangsung dengan sangat cepat.

saya akan memberikan contoh runing text menggunakan dot matrik 5 x 7, pertama siap kan komponen sebagai berikut :
1. gerbang IC not 2 biji
2. ATmega8535 serta sistem minimumnya
3. LED Dot Matrix 5 x 7 8 biji
4. IC register 74HC595 5 biji

setelah menyiapkan komponen diatas maka rangkai komponen tersebut

 berikut adalah source code nya dalam bahasa bascom AVR
$regfile = "m16def.dat"
$crystal = 1000000
$hwstack = 32
$swstack = 32
$framesize = 40

Dim Char As Byte , C As Byte , Digit As Byte , L As Byte , I As Byte
Dim X As Word , Y As Integer
Dim Str_temp As String * 1 , Reeks(250) As Byte , Str_text As String * 50 , Str_len As Byte , Col_len As Byte , R As Byte
Dim Tempmsb As Byte , Templsb As Byte , Tempstr As String * 2
Dim Scroll_speed As Byte


Declare Sub Show_text
Declare Sub Set_volt
Declare Sub Set_text
Declare Sub Test_display
Declare Sub Read_volt
Declare Sub Read_temp

Config Portb = Output
Config Portc = Output

Goto Main


'set text
Sub Set_text
C = 1
For Digit = 1 To Str_len
Str_temp = Mid(str_text , Digit , 1)
Char = Asc(str_temp)
X = Char * 5
For I = 1 To 5
Reeks(c) = Lookup(x , Text_data)
X = X + 1
C = C + 1
Next I
Reeks(c) = 0
C = C + 1
Next Digit
End Sub Set_string

 'show text
Sub Show_text
If Str_len > 4 Then

For L = 0 To Col_len
C = 1
   For R = 1 To Scroll_speed
       Set Portc.0
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Char = C + L
       Portb = Reeks(char)
       Waitms 3
       C = C + 1
       Reset Portc.0
       For X = 1 To 19
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Char = C + L
       Portb = Reeks(char)
       Waitms 3
       C = C + 1
       Next X
       C = 1
  Next R
Next L

Else

For L = 0 To Col_len
C = 1
   For R = 1 To Scroll_speed
       Set Portc.0
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Portb = Reeks(c)
       Waitms 3
       C = C + 1
       Reset Portc.0
       For X = 1 To 19
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Portb = Reeks(c)
       Waitms 3
       C = C + 1
       Next X
       C = 1
  Next R
Next L

End If

End Sub Show_text

Sub Test_display
Portb = 255
For X = 1 To 20
       Set Portc.0
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.1
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
       Toggle Portc.2
Next X
End Sub Test_display

'---------------------

Main:

Call Test_display
Waitms 50
Scroll_speed = 5                                            'adjust the scroll speed
Call Set_text

Str_text = "Ikrar Kurniawan Bahari "
Str_len = Len(str_text)
Col_len = Str_len * 6
Call Set_text
Do
Call Show_text
Loop
End

Text_data:
Data 0 , 6 , 9 , 9 , 6                                      '
Data 6 , 9 , 9 , 6 , 0                                      '
Data 14 , 31 , 62 , 31 , 14                                 ' hart
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      '
Data 0 , 0 , 0 , 0 , 0                                      'space
Data 0 , 0 , 95 , 0 , 0                                     '!
Data 0 , 7 , 0 , 7 , 0                                      '''
Data 20 , 127 , 20 , 127 , 20                               '#
Data 36 , 42 , 127 , 42 , 18                                '$
Data 39 , 21 , 107 , 84 , 114                               '%
Data 54 , 73 , 86 , 32 , 80                                 '&
Data 0 , 0 , 11 , 7 , 0                                     ''
Data 0 , 28 , 34 , 65 , 0                                   ' (
Data 0 , 65 , 34 , 28 , 0                                   ')
Data 42 , 28 , 127 , 28 , 42                                '*
Data 8 , 8 , 62 , 8 , 8                                     '+
Data 0 , 88 , 56 , 0 , 0                                    ',
Data 8 , 8 , 8 , 8 , 8                                      '-
Data 0 , 96 , 96 , 0 , 0                                    '.
Data 32 , 16 , 8 , 4 , 2                                    '/
Data 62 , 81 , 73 , 69 , 62                                 '0
Data 0 , 66 , 127 , 64 , 0                                  '1
Data 114 , 73 , 73 , 73 , 70                                '2
Data 34 , 65 , 73 , 73 , 54                                 '3
Data 24 , 20 , 18 , 127 , 16                                '4
Data 39 , 69 , 69 , 69 , 57                                 '5
Data 60 , 74 , 73 , 73 , 48                                 '6
Data 1 , 113 , 9 , 5 , 3                                    '7
Data 54 , 73 , 73 , 73 , 54                                 '8
Data 6 , 73 , 73 , 41 , 30                                  '9
Data 0 , 54 , 54 , 0 , 0                                    ':
Data 0 , 91 , 59 , 0 , 0                                    ';
Data 8 , 20 , 34 , 65 , 0                                   '<
Data 20 , 20 , 20 , 20 , 20                                 '=
Data 0 , 65 , 34 , 20 , 8                                   '>
Data 2 , 1 , 81 , 9 , 6                                     '?
Data 50 , 73 , 121 , 65 , 62                                '@
Data 124 , 18 , 17 , 18 , 124                               'A
Data 65 , 127 , 73 , 73 , 62                                'B
Data 62 , 65 , 65 , 65 , 34                                 'C
Data 65 , 127 , 65 , 65 , 62                                'D
Data 127 , 73 , 73 , 65 , 65                                'E
Data 127 , 9 , 9 , 1 , 1                                    'F
Data 62 , 65 , 73 , 73 , 58                                 'G
Data 127 , 8 , 8 , 8 , 127                                  'H
Data 0 , 65 , 127 , 65 , 0                                  'I
Data 32 , 64 , 65 , 63 , 1                                  'J
Data 127 , 8 , 20 , 34 , 65                                 'K
Data 127 , 64 , 64 , 64 , 64                                'L
Data 127 , 2 , 12 , 2 , 127                                 'M
Data 127 , 2 , 4 , 8 , 127                                  'N
Data 62 , 65 , 65 , 65 , 62                                 'O
Data 127 , 9 , 9 , 9 , 6                                    'P
Data 62 , 65 , 65 , 33 , 94                                 'Q
Data 127 , 9 , 25 , 41 , 70                                 'R
Data 38 , 73 , 73 , 73 , 50                                 'S
Data 1 , 1 , 127 , 1 , 1                                    'T
Data 63 , 64 , 64 , 64 , 63                                 'U
Data 7 , 24 , 96 , 24 , 7                                   'V
Data 127 , 32 , 24 , 32 , 127                               'W
Data 99 , 20 , 8 , 20 , 99                                  'X
Data 3 , 4 , 120 , 4 , 3                                    'Y
Data 97 , 81 , 73 , 69 , 67                                 'Z
Data 0 , 127 , 65 , 65 , 0                                  '[
Data 2 , 4 , 8 , 16 , 32                                    '\
Data 0 , 65 , 65 , 127 , 0                                  ']
Data 4 , 2 , 1 , 2 , 4                                      '^
Data 64 , 64 , 64 , 64 , 64                                 '_
Data 0 , 0 , 7 , 11 , 0                                     ''
Data 32 , 84 , 84 , 84 , 56                                 'a
Data 127 , 40 , 68 , 68 , 56                                'b
Data 0 , 56 , 68 , 68 , 68                                  'c
Data 56 , 68 , 68 , 40 , 127                                'd
Data 56 , 84 , 84 , 84 , 24                                 'e
Data 8 , 126 , 9 , 9 , 2                                    'f
Data 8 , 84 , 84 , 84 , 60                                  'g
Data 127 , 16 , 8 , 8 , 112                                 'h
Data 0 , 68 , 125 , 0 , 0                                   'i
Data 32 , 64 , 68 , 61 , 0                                  'j
Data 0 , 127 , 16 , 40 , 68                                 'k
Data 0 , 65 , 127 , 64 , 0                                  'l
Data 124 , 4 , 120 , 4 , 120                                'm
Data 124 , 8 , 4 , 4 , 120                                  'n
Data 56 , 68 , 68 , 68 , 56                                 'o
Data 124 , 20 , 20 , 20 , 8                                 'p
Data 8 , 20 , 20 , 20 , 124                                 'q
Data 124 , 8 , 4 , 4 , 8                                    'r
Data 72 , 84 , 84 , 84 , 36                                 's
Data 0 , 4 , 63 , 68 , 68                                   't
Data 60 , 64 , 64 , 32 , 124                                'u
Data 28 , 32 , 64 , 32 , 28                                 'v
Data 60 , 64 , 60 , 64 , 60                                 'w
Data 68 , 40 , 16 , 40 , 68                                 'x
Data 12 , 80 , 80 , 80 , 60                                 'y
Data 68 , 100 , 84 , 76 , 68                                'z
Data 0 , 8 , 54 , 65 , 0                                    '{
Data 0 , 0 , 119 , 0 , 0                                    '|
Data 0 , 65 , 54 , 8 , 0                                    '}
Data 2 , 1 , 2 , 4 , 2                                      '~
Data 42 , 85 , 42 , 85 , 42                                 '

berikut adalah rangkaian skematik dalam altium

Kamis, 06 November 2014

Bore Up Gila Jupiter mx jadi 165cc dengan Blokset TDR 60mm

buat yang speedfreak ane punya tips buat bore SUPER jupiter mx mu yang 135cc jadi 165cc, dari yang standarnya11,33 dk/8.500 rpm sampai 19,02 dk/10.200 rpm,  artinya terjadi kenaikan tenaga 7,69 dk! Sedang torsi naik 3,31 Nm kecepatan tembus 165 km/jam! hehehe.... dijamin kenceng bro, kalo lambat atau gagal itu mah urusan situ sama mekanik. ane cuma nulis aja dari pengalaman ane sendiri dan orang lain, jadi maaf aja kalo salah ane juga pemula. jangan lupa keep safety riding

lah ini dia yang harus disiapkan
1. motor jupiter mx lu hahaha iyalah
2. Blokset TDR 60mm, udah disiapin nih sama TDR 1 set jadi ga perlu repot buat beli eceran. harga 750rb

3. Karburator TDR pe28, buat jenisnya yang thailand biar gampang di seting. Pencampur bahan bakar dan udara mengandalkan Keihin PE28, dengan kombinasi spuyer pilot jet dan main jet 42/102. harganya 725rb
 4. CDI BRT Dualband, biar rpm ga kebatas ama CDI ori harus di ganti CDI unlimiter. jadi tenaga maksimal bisa keluar di rpm tertentu yang mungkin di atas batas CDI ori nya. harganya sekitar 550rb

5. noken as kawahara k1, mengatur waktu membuka dan menutup  klep sehingga waktu pengapiannya pas. gunakan kawahara k1 cocok untuk harian dan juga tidak perlu di coak. kalau pakai kawahara k2 silahkan agar performa lebih baik tapi jangan lupa coak dulu kepala pistonnya biar ga nyentong. ntar ancur deh, buat harga sekitar 400rb 
6. kampas kopling dan per kopling tdr, harga total 180rb an
7. Koil YZ 125, biar pengapian makin jos. harga 450rb

8. Busi Denso Iridium, 120rb
9. Gear Ratio 4th 21T merek Faito, ini nih yang wajib. karakteristik jupiter mx itu di gigi 4 nya suka ngempos, emang sih fungsinya gigi ke 4 jupiter mx buat overdrive doang, maksudnya biar mesin ga terlalu meraung. tapi kebanyakan dari gigi 3 ke 4 bukannya tambah kenceng malah ngempos kadang malah bikin kecepatan turun. lah disini fungsinya komponen ini. buat harganya sekitar 320rb. mahal sih, tapi maklum bro ini faito, produk jepang punya yang kepresisiannya ga perlu diragukan lagi
10. knalpot CLD road race, knalpot CLD emang yahud dari segi suara juga. lah tipe kompetisi ini cocok buat bore up gede. harga 1,3juta
11. Filter udara karburator TDR stainless steel                                        120rb
12. manifold                                                                                              150rb
13. seal klep 4                                                                                            40rb
14. oli shell advance ax7, oli kepercayaan hehehe                                    50rb
15. air radiator                                                                                            25rb
16. Porting polish                                                                                     250rb
17. jasa                                                                                                     150rb

jadi total biar mx mu jadi ngacir gila adalah 5.580.000 hehehe buat harga segitu dapet top speed gila worth it kali ya, yang jelas komponennya kompantible deh satu sama lain hehehe

Bore up aman Jupiter MX



Buat kang bro bikers Jupiter mx,biasanya jika motor  Jupiter mx sudah berumur 5 tahun ke atas atau sudah lebih dari 50.000 km motor wajib service besar untuk mengecek kondisi piston dan blok,apalagi yang di knalpot sudah mengeluarkan asap putih,,,itu tanda2nya oli terbakar diruang pembakaran.Ada 2 hal yang menyebabkan oli bisa ikut terbakar yaitu seal klep atau klep bocor dan yang kedua karena factor piston,ring piston,cylinder aus/bare

Jika sudah sampai keluar asap putih bahkan sudah ngebul seperti knalpot motor 2 tak maka motor musti segera di service besar,jika tidak segera di service besar maka dalam jangka panjang oli mesin bisa habis dan malah jadi merembet ke sparepart yang lain. kali ini saya kasih tips buat bikers Jupiter mx yang mau melakukan service besar dan sekaligus mau upgrade ke 150cc yang aman karena pakai sparepart vixion.


jadi dari pada turun mesin buat servis besar dan performanya tetep "seperti" jupiter mx, kan lebih baik upgrade performa dengan melakukan bore up. eits kali ini bukan sembarang bore up tapi bore up aman khususon jupiter mx, nah lo asikan dapet harga sama tapi performa lebih. kali ini saya akan menjelaskan bore up aman menurut pengalaman saya, sebelumnya siapkan komponennya



 pen piston tidak diperlukan karena masih bisa menggunakan pen piston ori jupiter mx tercinta. lalu siapkan ongkos bubut 30rb seperti di blog nya om arie


Untuk mengaplikasikan blok vixion ke jupiter mx cukup dibubut diameter luarnya saja tepatnya di pantat bloknya yang masuk ke crankcase. diameter luar dipangkas 0,5 mm hasilnya jadi 1 mm (lihat gambar dibawah), sehingga blok vixion bisa masuk ke crankcase jupiter mx, meskipun tanpa dibubut juga bisa langsung masuk ke crankcase jupiter mx tapi agak mepet takutnya saat kondisi mesin panas dan bloknya memuai akan mendorong crankcase dan bisa pecah crankcasenya.

jadi after all buat biaya
1. servis besar (berbeda di setiap bengkel)                   Rp. 150.000
2. blokset vixion                                                            Rp. 567.000
3. bubut                                                                         Rp.   30.000

total                                                                               Rp. 747.000

itu harga minimal bore up aman jupiter mx menggunakan blokset vixion. tapi biar lebih maksimal tenaga yang dikeluarkan perlu di tambah

4. koil honda kharisma                                               Rp.   70.000 (lupa hehehe tapi kisaran segitu)
5. busi denso iridium                                                  Rp. 120.000
6. karburator yamaha rx king                                     Rp,  560.000
7. CDI BRT Dualband tipe RK                                  Rp.  550.000
8. noken as yamaha vixion                                         Rp.  168.000

itulah perlengkapan tempur aman jupiter mx menggunakan blokset vixion menurut pengalaman, gagal ato tidak menurut saya tergantung montir yang menangani.
terima kasih

tips yamaha f1zr agar kencang dan aman

Motor ini pertama kali lahir dengan nama Yamaha Force 1 pada tahun 1992. Model pertama yang datang ke Indonesia ini masih menggunakan model rem teromol di depan dan belakang. Motor ini adalah motor bebek pertama Yamaha di Indonesia yang sudah mengadopsi sistem pendingin YPCS (Yamaha Power Cooling System). Sistem YPCS sendiri merupakan sistem pendingin mesin dengan mengandalkan kipas. Kipas ini berfungsi menyedot udara dari luar untuk mendinginkan bagian mesin. Jadi karena suhu tetap terjaga, kinerja mesin bisa terus optimal. Pada masanya, Suzuki sebenarnya telah lebih dahulu menggunakan teknologi ini di Suzuki RC 80. Kalau di Suzuki dikenal dengan sebutan Jet Cooled. Nah, di tahun 1994 masuk pengganti generasi pertama yang diberi nama Yamaha F1Z. Secara bentuk tidak terlalu banyak perubahan, yang mencolok model ini telah menggunakan sistem pengeremandisc brakedi bagian depan. Hingga tahun 1996, F1Z masih bertahan dengan model yang ditawarkannya. Namun ada beberapa model spesial yang diluncurkan. Perbedaannya, hanya ada pada bagian behel yang dilengkapi lampu, serta penambahan krom dibeberapa komponennya. Generasi terakhir telah adopsi full cluth. Tahun 1997 baru keluar Yamaha F1Z-R yang sudah dilengkapi kopling manual. Tapi, koplingnya masih semi otomatis.
Di tahun 2000, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai produsen, melakukan perombakan besar di F1ZR. Desainnya terlihat lebih modern yang didukung dengan penggunaan pelek bermodel racing. Selain itu, model ini sudah mengaplikasi full cluth atau kopling manual utuh.
Bukan cuma karena desainnya yang membuat para kaula muda kepincut, tapi mesinnya yang bertenaga besar dan bandel alias awet. Makanya, motor ini juga cukup berjaya di ajang balap nasional pada era-nya. Tercatat banyak pembalap top Indonesia yang tenar menggunakan kuda besi ini. Seperti Ahmad Jayadi, Harlan Fadhillah, bahkan Hendriansyah yang terkenal sebagai dewa road race juga pernah membesut motor ini.

Spesifikasi Teknik

  • Mesin
  • Tipe  : 2-stroke, silinder tunggal 110,4cc
  • Bore x Stroke  : 52,0 x 52,0 mm
  • Kompresi  : 7,1 : 1
  • Perseneling  : Manual, Wet, Multi Plate
  • Gear Transmisi  : 4 Speed, N-1-2-3-4
  • Karburator  : VM 20 X 1 MIKUNI
  • Kapasitas Oli  : 1,2 lt
  • Aki  : GM5Z-3B/YB5L-B/12V5AH
  • Busi  : BP 7 HS-10/W 22 FP-10
  • Sistem Pengapian  : CDI
  • Sasis
  • Berat Kosong  : 95 kg
  • Tipe Sasis  : Pipa
  • Kapasitas BBM  : 4,5 liter
  • Wheelbase  : 1.190 mm
  • Ground Clearance  : 135 mm
  • Tinggi tempat duduk  : 750 mm
  • Suspensi/ Ban
  • Suspensi depan  : Teleskopik
  • Ban Belakang  : 2.75-17-4 PR
  • Ban Depan  : 2.50-17-4 PR
  • Performance
  • Dimension (LxWxH)  : 1.870 x 670 x 1.040 mm
  • Starter  : Kick & Electric
  • Maximum Power  : 10,7 PS / 7500 rpm
  • Maximum Torque  : 1,10 KGF.M / 6500 rpm
  • Sistem Pengereman
  • Rem Depan  : cakram
  • Rem Belakang  : Tromol
Agar motor F1ZR lari ngibrit kayak jin ifrit coba diubah beberapa point dibawah ini :
Sebagai catatan (sumber dari anonim) Yamaha F1ZR tahun 1998 yang digunakan sebagai ujicoba resep ini.
1. Piston npp over size 2.00
2. Ukuran Exhaust port 28mm, lebar 38mm
3. Ukuran Cylinder head 9cc
4. Ukuran diameter 54mm
5. Ukuran nat 0,4mm
6. Ukuran squis 7mm
7. Sudut 14 derajat
8. Ukuran reed valve std, stoper 11mm
9. Karburator pakai ukuran venturi 28, kalo bisa PWK biar rpm atas lebih nendang
10. Gear rasio
11. Ukuran needle jet & jet needle gunakan standard
12. Porting di inlet crankcase ke arah transfer port
13. Knalpot pakai standard F1ZR lurusin stinger ke silencer (diameter stinger 20mm)
14. Ukuran final gear depan “14” dan gear belakang “35”
15. Pengapian masih menggunakan standard F1ZR (pabrikan)

Sebagai laporan
- Gigi satu kecepatan 40 Km/jam
- Gigi dua kecepatan 70 Km/jam
- Gigi tiga kecepatan 110 Km/jam
- Gigi empat kecepatan 135 Km/jam (bias lebih)



Minggu, 02 November 2014

membuat power supply DC 5V dan 9V sederhana

Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik.

Pada rangkaian catudaya terdapat 2 rangkaian dasar, rangkaian regulator dan rangkaian rectifier.  

1. Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). rectifier ada 5 macam :


a. Penyearah Setengah Gelombang, Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang paling sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. 


Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus.
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur) resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhigga, sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0. Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada gambar (c) bentuknya arus searah (satu arah) yang harga rataratanya tidak sama dengan nol seperti pada arus bolak-balik.

b.  Penyearah Gelombang Penuh Center Tap, Gambar di bawah  menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan trafo CT. Terminal sekunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing- masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D2 mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya.

Dengan demikian, D1 dan D2 hidupnya bergantian. Namun karena arus i1 dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan arah yang sama, maka iL menjadi satu arah. Rangkaian penyearah gelombang penuh ini merupakan gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang hidupnya bergantian setiap setengah siklus.
Tegangan puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar 2Vm. Pada saat siklus positiF, dimana D1 sedang hidup (ON) dan D2 sedang mati (OFF), maka jumlah tegangan yang berada pada diode D2 yang sedang OFF tersebut adalah dua kali dari tegangan sekunder trafo.

c. Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan(Dioda Bridge)


Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat dijelaskan melalui gambar 3. Pada saat rangkaian jembatan mendapatkan positip dari siklus sinyal ac, maka :
·         D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
·         D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3.
Apabila jembatan memperoleh siklus negatif, maka :
·         D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
·         D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur sehingga arus i2 mengalir melalui D2, RL, dan D4
  
d. Penyearah Dilengkapi Filter Kapasitor, Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari proses penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current)



e. 5. Rangkaian Rectifier Teregulasi, Tujuan dari penggunaan rectifier yang teregulasi adalah untuk mendapatkan tegangan keluaran yang konstan bila ada perubahan arus beban.  


pada rangkaian saya menggunakan rectifier Penyearah Dilengkapi Filter Kapasitor

Rangkaian dasar kedua adalah rangkaian regulator. oltage Regulator berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC.Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.

Sumber tegangan AC dapat diperoleh di antaranya dari:
·         Listrik PLN
·         Motor Generator
Sumber tegangan DC dapat diperoleh di antaranya dari:
·         Battery (Accu)
·         Power Supply Buatan dengan sumber awal dari PLN yang telah diturunkan
IC 78XX atau 79XX berfungsi agar kita bisa mendapatkan tegangan yang diinginkan, IC78XX untuk tegangan positif dan 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem regulator tegangan.
Berikut adalah skema elektronik Regulator Tegangan menggunakan IC 78XX dan IC 79XX dimana “XX” adalah tegangan stabil DC output.
Maksud dari “XX” di IC adalah tegangan yang dihasilkan contohnya
·         IC 7805 untuk menstabilakn tegangan DC +5 Volt
·         IC 7809 untuk menstabilakn tegangan DC +9 Volt
Dalam penggunaan IC 78XX atau 79XX terdapat beberapa karakteristik yang harus diperhatikan diantara nya Regulation Voltage, Maximum Current, Minimum Input Voltage
Regulator tregangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/regulator-tegangan/
Copyright © Elektronika Dasar
Regulator tregangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/regulator-tegangan/
Copyright © Elektronika Dasar
Regulator tregangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/regulator-tegangan/
Copyright © Elektronika Dasar
bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/regulator-tegangan/
Copyright © Elektronika Dasar

nah, sudah cukup dengan dasar teorinya. dalam perancangan ini di butuhkan :
1. PCB bolong
2. jack AC
3. travo 1A

4. terminal
5. sekring
6. dioda bridge

7. kapasitor 470uf/25V
8. kapasitor MKM 10nf @8, karakteristik kapasitor MKM lebih efektif untuk meghaluskan ripple di banding kapasitor lain.

9. IC regulator 7809
10. IC regulator 7805


jika komponen sudah di dapat semua mulai merangkai, hubungkanlah  komponen seperti skematik di bawah ini

 gambar di atas adalah perangkat powersupply yang sudah jadi. selamat mencoba